Tahun 2013 ini merupakan tahun kedua saya yang telah resmi bergabung
dengan Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal Universitas Diponegoro setelah melewati
proses magang sejak September sampai Desember 2011. Selama itu pula, tanpa
bermaksud untuk pamer, saya sudah beberapa kali ditawari panitia sebagai
pembicara di berbagai acara jurnalistik dan kehumasan. Namun, ini adalah
pertama kalinya saya mengambil tawaran tersebut.
Awalnya, saya tidak tahu harus bicara apa karena saya bukan tipe orang
yang pintar berbicara di muka umum. Saya adalah tipe orang yang suka duduk,
menulis apapun di handphone atau laptop lalu tersenyum sendiri saat membacanya
beberapa bulan kemudian. Tapi dorongan dan dukungan dari teman-teman Manunggal
yang makin besar dari hari ke hari membuat saya untuk memikirkan tawaran itu.
Saya tidak mau mengecewakan mereka.
Akhirnya, berpikir selama beberapa jam, saya memutuskan untuk menerima
tawaran tersebut. Alasannya simple, saya
mau belajar public speaking. Kalau
ingin tahu alasan panjang lebarnya, acara yang akan saya ikuti ini digelar di
akhir pekan sehingga tidak mengganggu perkuliahan saya dan di acara tersebut
saya hanya membantu peserta untuk belajar mengenai pembuatan dan pengelolaan
web kehumasan.
Beberapa teman saya sempat bertanya, “Kenapa web kehumasan? Bukannya jurnalistik
dan kehumasan itu berbeda?”. Ya, pertanyaan itu menurut saya sangat wajar
ditanyakan karena seperti yang kita tahu, jurnalis bertugas sebagai watchdog birokrasi yang kerap
mengkritisi dan menjadi oposisi birokrasi, sedangkan humas merupakan afirmatif
dari birokrasi tersebut. Namun, sebenarnya ada beberapa persamaan antara
jurnalis dan humas, seperti sama-sama memiliki kemampuan untuk menulis press release, membangun relasi,
berhubungan dengan masyarakat, dan lain-lain. Maka dari itu, saya tidak ambil
pusing ketika panitia meminta saya untuk menjadi pembicara pada Pelatihan
Kehumasan, bukan Pelatihan Jurnalistik.
Sejak menerima tawaran tersebut, teman-teman Manunggal terus
mengingatkan saya untuk “belajar ngomong” agar saat acara berlangsung, saya
tidak merasa gugup. Bahkan, beberapa dari mereka dengan senang hati
mengomentari materi yang akan saya bawakan serta gaya saya berbicara. Terima
kasih teman-teman Manunggal, semua dorongan, dukungan, dan komentar kalian
benar-benar membantu saya ketika tampil pada hari H. Lebih dari itu, berkat
kalian juga, saya mendapat kehormatan menjadi pembicara di acara ini.
No comments:
Post a Comment