Untuk
kesekian kalinya, hari ini aku telat tahu kalau tulisanku masuk koran. Sempat
aku cari Harian Suara Merdeka waktu mampir ke Sekretariat Lembaga Pers
Mahasiswa Manunggal Universitas Diponegoro, tapi nggak ada koran hari ini. Koran
terakhir yang ada di sana edisi selasa, dua hari lalu, dan nggak ada niat buat
beli koran.
Pikirku, paling halamannya masih buat iklan. Soalnya, selama dua minggu berturut-turut, halaman Debat Ekspresi Suara Remaja diisi dengan iklan sebuah mall baru di Semarang. Jadi, aku benar-benar yakin hari ini masih nggak ada rubrik itu, atau mungkin rubriknya sudah pindah di lain hari. Tapi, ketidakinginan beli koran berubah seketika…
Pikirku, paling halamannya masih buat iklan. Soalnya, selama dua minggu berturut-turut, halaman Debat Ekspresi Suara Remaja diisi dengan iklan sebuah mall baru di Semarang. Jadi, aku benar-benar yakin hari ini masih nggak ada rubrik itu, atau mungkin rubriknya sudah pindah di lain hari. Tapi, ketidakinginan beli koran berubah seketika…
Udah
sampai di rumah menerjang hujan, langsung menyesal seketika kenapa tadi nggak
mampir kios koran langganan yang ada di dekat kampus. Padahal waktu lewat,
sempat kepikiran buat mampir sekalian berteduh. Tapi ya gitulah, namanya juga
manusia, rasa malas menguasai hati dan pikiran.
Aku
langsung telepon mama buat minta bawain koran, tapi teleponnya nggak nyambung.
Aku SMS mama, tapi tiba-tiba mama sama papa udah di depan rumah aja. Ya udah…
terima ajalah ya.
Setelah
langit cerah, sambil nyeret kaki dari kasur, aku ke luar rumah. Udah jalan agak
jauh, eh ternyata waktu nyerah mau balik rumah, aku lihat ada kios koran kecil
berdiri di dekat gang. Kenapa aku nggak lihat???????? Atau mungkin, aku pernah
lihat, tapi lupa. Parah sih lupanya, orang tiap hari dilewatin kalau pergi atau
pulang dari kampus.
Akhirnya,
aku putar balik, tapi ternyata yang punya kios nggak ada di situ. Ya udah!
Pergi aja, pak! Pergi aja ke mana pun bapak mau! Saya masih bisa cari
bapak-bapak yang lain!
Baiklah,
aku segera cari ke tempat yang lebih jauh dengan arah berlawanan dari tempat
pertama kali aku cari koran. Lagi-lagi aku sempat berpikir buat balik ke rumah
karena kiosnya kosong! Tapi tiba-tiba seorang kakek datang, ternyata dia
pemilik kios koran ini. Dengan wajah berseri-seri saat melihat Harian Suara
Merdeka yang melambai-lambai menyapaku, aku minta dua eksemplar ke pemilik
kios.
Ah,
perjuangan berbuah manis! Kalau dimuat gini sih gimana nggak semangat buat
nulis lagi dan lagi! Hehe Ayolah nulis lagi, fighting!
No comments:
Post a Comment