Saturday, December 3, 2011

Movie Review: Patch Adams

Picture taken from www.whocopywho.blogspot.com through www.google.com

Siapa bilang film buatan barat selalu mengajarkan pada keburukan? Coba tonton Patch Adams! Film ini adalah salah satu film inspiratif yang diangkat dari kisah nyata.
Pada awal cerita, Patch digambarkan sebagai orang yang kehilangan arah karena berulang kali mengalami kejadian pahit. Beberapa di antaranya adalah ayahnya meninggal dunia ketika dia masih berusia sembilan tahun serta pekerjaan yang tidak membuatnya nyaman dan cocok, sehingga ia pernah mencoba untuk diri. Karena itulah, Patch memilih untuk tinggal di rumah sakit jiwa.
Suatu malam, Patch menemui Arthur, salah satu temannya di rumah sakit jiwa. Saat itu, Arthur memberinya sebuah nasihat yang mampu membangkitkan semangat Patch untuk ke luar dari rumah sakit jiwa. Akhirnya, Patch memutuskan untuk melanjutkan studi di bidang kedokteran, meski usianya sudah terbilang terlalu tua.
Patch yang masih berada pada level bawah sudah tidak sabar ingin praktik membantu pasien. Maka, ia harus bermain kucing-kucingan dengan para petugas rumah sakit. Pada kesempatan itu, Patch menemui pasien yang dianggap parah oleh para suster. Ia menghibur pasien dengan berbagai cara yang lucu sehingga pasien merasa senang dan lupa pada sakitnya penderitaan akibat penyakit.
Konflik memuncak saat Patch harus menjalani persidangan karena dianggap menyalahi aturan sehingga terancam dikeluarkan dari kampus.  Selain itu, kedua temannya dibunuh oleh seorang pasien yang telah beberapa kali menyambangi klinik yang ia dirikan. Patch sempat tergoda untuk melakukan kecurangan untuk memenangkan persidangan. Namun, niat itu akhirnya luntur dan terbalas oleh kemenangan yang ia raih. Ia pun dapat lulus dari fakultas kedokteran.
Beberapa tahun setelah lulus, Patch mengembangkan kliniknya menjadi sebuah rumah sakit yang diberi nama sama dengan nama klinik itu, Gesundheit. Saat ini, rumah sakit tersebut masih beroperasi di Virginia Barat, Amerika Serikat.

Jadi, bagaimana, masih menganggap semua film barat tidak layak tonton?

No comments:

Post a Comment