Friday, October 11, 2013

Movie Review: A Werewolf Boy

Picture taken from www.moviefren.blogspot.com through www.google.com


Director           : Jo Sung-Hee
Producer          : Lee Young-Suk
Writer              : Jo Sung-Hee
Distributor       : CJ Entertinment
Country           : South Korea
Genre              : Fantasy Romance
Runtime          : 125 min
Stars                : Song Joong-Ki, Park Bo-Yeong, Jang Young-Nam, Yoo Yeon-Seok, Kim  Hyang-Ki 


Film Korea berjudul A Werewolf Boy merupakan salah satu dari sejuta film yang sukses membuat air mata mengucur deras di kedua pipiku yang tirus. Alasan pertama, kisah yang diangkat film ini sedih dan mengharukan. Alasan kedua, aku nggak punya subtitle film ini, jadi aku nggak paham apa yang dibicarain para pemain L Meski demikian, entah kenapa feel romantis-dramatis bisa terasa dari tiap adegan film ini.
Awalnya, aku mengutuki novel dengan judul yang sama di sebuah toko buku. Kisah dari novel itulah yang kemudian diangkat ke dalam film ini. Saat itu, menurutku, novel itu hanya meniru-niru novel lain yang kisahnya sudah lebih dulu diangkat ke layar lebar. Namun, salah seorang temanku bilang, filmnya merupakan salah satu film yang bagus untuk ditonton.
Perbincangan mengenai film ini di kalangan anak kampus mulai merajalela. Saat itulah, aku -dengan kurang semangat- menonton film yang kurang ajar ini, bisa-bisanya membuatku menangis tanpa sebab.
Film ini menceritakan kisah seorang nenek yang tengah mengenang masa lalunya. Ia bersama cucunya pergi ke sebuah rumah yang pernah ia tinggali semasa remaja. Kala itu, di malam pertamanya menempati rumah itu, ia merasa ada hal aneh di rumah itu. Ia pun menelusuri keanehan itu dan sangat terkejut ketika melihat sosok mirip serigala yang seperti akan menyerangnya.
 Keesokan harinya, ketika sedang menjemur pakaian, ia dan ibunya melihat seorang remaja laki-laki yang berperilaku aneh dalam keadaan kotor. Akhirnya, sang ibu memutuskan untuk merawat laki-laki itu.
Awalnya, ia kesal dengan tingkah laku lelaki itu. Namun, kemudian ia belajar untuk mengajari berbagai hal padanya. Lama-kelamaan, tingkah laku lelaki itu berubah. Saat mereka pergi ke pasar bersama sang ibu dan adiknya, lelaki itu menyelamatkan mereka dari besi yang sangat besar. Setelah diperiksa, rupanya lelaki itu tidak mengalami luka.
 Tanpa disadari, ia dan lelaki itu semakin dekat dan akhirnya saling jatuh cinta. Sayangnya, kisah mereka harus berakhir ketika seseorang datang mengganggunya. Lelaki itu tidak suka melihat hal itu dan berubah menjadi sesosok serigala. Orang itu pun mengatakan pada orang-orang bahwa lelaki itu adalah seorang monster.
Perilaku tidak menyenangkan dari orang itu akhirnya menggugah insting hewan laki-laki itu hingga laki-laki itu nekat membunuh orang itu. Warga pun terkejut dan segera melakukan penangkapan pada lelaki itu. Namun, laki-laki itu kabur membawanya.
Dalam pelarian itu, ia meminta lelaki itu untuk meninggalkannya. Ia berjanji akan kembali lagi, tapi laki-laki itu tidak kunjung pergi. Ia pun menangis dan melempar kerikil ke dahi laki-laki itu. Setelah laki-laki itu pergi meninggalkannya, warga menemukannya. Lalu, ia dan keluarganya pindah rumah.
Berpuluh-puluh tahun kemudian, ia kembali ke rumah itu. Ia mengingat segala kenangan tentang lelaki itu. Bahkan, ia menilik kamar laki-laki itu. Ia terharu mengetahui laki-laki itu bisa menulis dan bahkan berbicara padanya. Sayangnya, kisah mereka harus terhenti lagi. Ia kembali meninggalkan laki-laki itu hingga laki-laki itu mengejar mobilnya dan melepasnya pergi dari kejauhan.
Begitulah cerita yang aku tangkap dari film ini. Maaf-maaf aja kalau ada yang salah, maklum nonton tanpa subtitle haha. Ya, cerita film ini kelihatannya memang sederhana, tapi pengemasannya benar-benar membuat kisah khayalan ini terasa nyata. Buat semua yang terlibat dalam pembuatan film ini, keep up the good work! Dan buat yang baca artikel ini, don’t judge the book from its title! Haha

No comments:

Post a Comment