Saturday, May 17, 2014

Movie Review: Miracle in Cell No. 7

Picture taken from www.nyunyu.com through www.google.com


Judul: Miracle in Cell No.7 (English title) / Number 7 Room's Gift (literal title)
Judul Korea: 7beonbangui Seonmool
Hangul: 7
번방의 선물
Director: Lee Hwan-Kyung
Penulis Skenario: Lee Hwan-Kyung, Kim Hwang-Sung, Kim Young-Suk
Producer: Lim Min-Sub
Pemain : Ryu Seung-Ryong, Park Shin-Hye, Kal So-Won, Jung Jin-Young, Oh Dal-Su, Park Won-Sang, Kim Jung-Tae, Jung Man-Shik, Kim Gi-Cheon
Cinematographer: Kang Seung-Ki
Rilis: 23 January 2013
Runtime: 127 min.
Genre: Drama / Comedy / Tearjerker / Prison / Father & Daughter / Law
Distributor: Next Entertainment World
Bahasa: Korean



Film berjudul Miracle in Cell no. 7 adalah film bergenre drama intrik yang dirilis pada tahun 2013. Selain mampu membuat derai air mata menderas di pipi, film ini juga menyuguhkan komedi khas Korea yang bisa mengocok perut.
Cerita dimulai ketika seorang ayah yang memiliki keterbelakangan mental, Yong-Goo (Ryu Seung-ryong), berjanji pada anak perempuannya, Ye-Seung (Kal So-Won), untuk membelikannya tas bergambar Sailormoon setelah ia menerima gaji. Namun, suatu saat, tas yang dimaksud telah dibeli oleh anak seorang kepala polisi. Mengetahui hal tersebut, Yong-Goo tidak terima. Ia menyuruh anak itu melepaskan tasnya, tapi ayahnya langsung memukuli Yong-Goo.
Suatu hari, tepat setelah Yong-Goo menerima gajinya, anak itu melihatnya dan mengajaknya ke sebuah toko yang menjual tas Sailormoon. Demi memenuhi janji pada putrid kecilnya, Yong-Goo mengikuti anak itu. Di tengah perjalanan, anak itu jatuh terpeleset dan secara reflek menarik tali di dekatnya. Rupanya, tali tersebut terikat oleh sebuah batu bata yang mengayun mengenai kepala anak itu.
Yong-Goo yang panik bermaksud memberikan pertolongan pertama pada anak itu. Ia pun mengingat cara pertolongan pertama yang pernah diajarkan saat training di kantornya. Setelah melepas kancing celana anak itu, ia segera memberikan napas buatan. Namun, hal itu disalahartikan oleh ibu sang anak yang tiba-tiba datang dan menyaksikan perbuatan Yong-Goo. Ia pun ditangkap polisi atas tuduhan penculikan, pemerkosaan, dan pembunuhan anak di bawah umur dan mendapat sanksi hukuman mati.
Beberapa hari kemudian, saat reka adegan kasus tersebut, Ye-Seung, yang berada di tengah kerumunan orang yang menyaksikan, berteriak memanggil Yong-Goo. Namun, polisi segera membawanya masuk ke dalam mobil polisi. Akhirnya, Ye-Seung pergi ke panti asuhan dan meninggalkan sepucuk surat di rumah, yang menyatakan bahwa sekarang ia tinggal di panti asuhan.
Yong-Goo yang tidak lancar berbicara dijebloskan ke sel tahanan nomor tujuh, yang memiliki tingkat keamanan tinggi. Sel tersebut telah diisi oleh para gangster yang langsung memarahi Yong-Goo atas tuduhan yang dijatuhkan padanya. Namun, berkat suatu insiden, dimana Yong-Goo menyelamatkan nyawa ketua sel, ia dapat bertemu dengan putrinya.
Sang ketua sel menanyakan keinginan Yong-Goo sebagai bentuk balas budi. Namun, Yong-Goo hanya menjawab “Ye-Seung”. Akhirnya, para anggota sel berusaha mati-matian untuk menyelundupkan Ye-Seung” ke dalam sel tersebut. Cara-cara yang mereka lakukan benar-benar kocak sehingga mampu membuat penonton tertawa sejadi-jadinya. Beberapa kali aksi nekat mereka hampir diketahui polisi, tetapi berkali-kali pula mereka saling menutupinya.
Picture taken from www.sinpsis-film-film.blogspot.com through www.google.com
Suatu hari, penjara kebakaran dan para napi berhamburan keluar kecuali Yong-Goo yang disekap di sebuah ruangan superkecil. Setelah dibebaskan seorang polisi, ia tidak segera keluar seperti napi lainnya. Ia justru masuk ke dalam sebuah ruangan penuh api setelah menyadari kepala penjara berada di ruangan tersebut. Singkat cerita, mereka berdua selamat meski harus dirawat di rumah sakit.
Mengetahui aksi penyelamatan nekat yang diceritakan dokter, hati kepala penjara mulai luluh. Ia pun mencari tahu lebih lanjut mengenai Yong-Goo. Bahkan, ia menemui Ye-Seung dan mengajaknya ke penjara untuk menemui sang ayah. Setelah ia mengetahui bahwa Yong-Goo memiliki keterbelakangan mental, ia menghadap kepala polisi untuk menangguhkan hukuman mati yang dijatuhkan pada Yong-Goo. Tak sampai di situ, selain berupaya agar Yong-Goo dibebaskan, kepala polisi juga mulai rajin mengajak Ye-Seung ke penjara dan merawat bocah itu bersama istrinya.
Para napi sel nomor tujuh dan Ye-Seung mengajarkan Yong-Goo untuk menjelaskan segala detail peristiwa yang sebenarnya untuk dibicarakan saat persidangan. Yong-Goo pun bersemangat mempelajari semua agar sukses di persidangan. Namun, ia bimbang setalah mendapat intervensi dari kepala polisi yang tidak rela jika Yong-Goo dibebaskan.
Sehari sebelum sidang kasus yang melibatkan Yong-Goo, kepala polisi datang menemui Yong-Goo dan membawanya ke sebuah ruangan yang dijaga ketat oleh polisi. Di ruangan itu, sang kepala polisi menghajar Yong-Goo dan mengancam akan melakukan hal yang sama pada putrinya jika ia tidak mau mengakui tuduhannya di persidangan.
Singkat cerita, Yong-Goo berubah pikiran saat persidangan dimulai. Bukannya menceritakan hal sebenarnya, ia justru mengaku segala tuduhan yang ditujukan padanya karena ia tidak ingin hal buruk terjadi pada Ye-Seung. Hakim pun memutuskan Yong-Goo harus menerima sanksi berupa hukuman mati.
Sehari sebelum hari eksekusi bagi Yong-Goo, para napi sel nomor tujuh berinisiatif untuk memberikan hadiah perpisahan terakhir bagi Yong-Goo dan Ye-Seung. Hal ini pun didukung sang kepala penjara dan para napi yang lain.
Beberapa tahun kemudian, Ye-Seung yang sudah tumbuh menjadi gadis pintar hadir dalam persidangan kasus sang ayah. Di situlah, ia bersaksi dan menjelaskan segala hal yang tidak dijelaskan Yong-Goo di depan hakim. Akhirnya, kasus ini dimenangkan oleh Ye-Seung. Sayangnya, sang ayah tidak mampu melihat hal ini karena ia sudah menjalani eksekusi beberapa tahun sebelumnya.
Untuk kalian yang suka menonton film yang mampu membolak-balikkan perasaan dan menguras air mata, silakan tonton film yang meraih peringkat ke-8 film Korea dengan laba tertinggi ini! Recommended!

No comments:

Post a Comment