Thursday, January 15, 2015

Ekspresi Suara Remaja, 15 Januari 2015

Untuk kesekian kalinya, hari ini aku telat tahu kalau tulisanku masuk koran. Sempat aku cari Harian Suara Merdeka waktu mampir ke Sekretariat Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal Universitas Diponegoro, tapi nggak ada koran hari ini. Koran terakhir yang ada di sana edisi selasa, dua hari lalu, dan nggak ada niat buat beli koran.

Pikirku, paling halamannya masih buat iklan. Soalnya, selama dua minggu berturut-turut, halaman Debat Ekspresi Suara Remaja diisi dengan iklan sebuah mall baru di Semarang. Jadi, aku benar-benar yakin hari ini masih nggak ada rubrik itu, atau mungkin rubriknya sudah pindah di lain hari. Tapi, ketidakinginan beli koran berubah seketika…

Udah sampai di rumah menerjang hujan, langsung menyesal seketika kenapa tadi nggak mampir kios koran langganan yang ada di dekat kampus. Padahal waktu lewat, sempat kepikiran buat mampir sekalian berteduh. Tapi ya gitulah, namanya juga manusia, rasa malas menguasai hati dan pikiran.
Aku langsung telepon mama buat minta bawain koran, tapi teleponnya nggak nyambung. Aku SMS mama, tapi tiba-tiba mama sama papa udah di depan rumah aja. Ya udah… terima ajalah ya.
Setelah langit cerah, sambil nyeret kaki dari kasur, aku ke luar rumah. Udah jalan agak jauh, eh ternyata waktu nyerah mau balik rumah, aku lihat ada kios koran kecil berdiri di dekat gang. Kenapa aku nggak lihat???????? Atau mungkin, aku pernah lihat, tapi lupa. Parah sih lupanya, orang tiap hari dilewatin kalau pergi atau pulang dari kampus.
Akhirnya, aku putar balik, tapi ternyata yang punya kios nggak ada di situ. Ya udah! Pergi aja, pak! Pergi aja ke mana pun bapak mau! Saya masih bisa cari bapak-bapak yang lain!
Baiklah, aku segera cari ke tempat yang lebih jauh dengan arah berlawanan dari tempat pertama kali aku cari koran. Lagi-lagi aku sempat berpikir buat balik ke rumah karena kiosnya kosong! Tapi tiba-tiba seorang kakek datang, ternyata dia pemilik kios koran ini. Dengan wajah berseri-seri saat melihat Harian Suara Merdeka yang melambai-lambai menyapaku, aku minta dua eksemplar ke pemilik kios.
Ah, perjuangan berbuah manis! Kalau dimuat gini sih gimana nggak semangat buat nulis lagi dan lagi! Hehe Ayolah nulis lagi, fighting!


No comments:

Post a Comment